Belum banyak yang tahu..Potret Jalanan di Singapura Ditengah Covid-19, Bak Kota Mati, Warga Tertib Stay at Home

Kamis, 9 April 2020 05:35
   
potret-jalanan-di-singapura-ditengah-covid-19.jpg
Potret Jalanan di Singapura Ditengah Covid-19, Bak Kota Mati, Warga Tertib Stay at Home - Facebook/Emmett Jaegerjaquez

TRIBUNBATAM.id -- Pandemi virus corona atau covid-19 yang terjadi di global masih menunjukkan perkembangan, baik pasien terinfeksi, sembuh maupun meninggal dunia.

Hingga Kamis (9/4/2020) jumlah total kasus covid-19 di dunia mencapai 1,5 juta kasus.

Dari total 1,5 juta kasus, sebanyak 329.542 orang dinyatakan sembuh.

Sementara 88.184 orang meninggal dunia akibat covid-19.

Virus corona atau covid-19 yang sudah menyebar hampir 44 negara ini membuat kebijakan khusus disetiap negara dalam penanganan covid-19.

Demikian yang terjadi di Singapura.

Sebagian besar tempat kerja telah ditutup.

Warga juga disarankan untuk di rumah.

Jika terpaksa pergi, warga tak dilarang keluar rumah untuk hal mendesak atau penting.

Akibatnya, jalanan pusat perkotaan hingga pusat perbelanjaan sepi bak kota mati.
Jalanan di Singapura sepi dari aktivitas warga

Fenomena pusat-pusat keramaian Singapura seperti kota mati dibagikan oleh warga Singapura dalam akun Facebooknya bernama Emmett Jaegerjaquez.

Dituliskan juga dalam mothership.sg, Raffles Place yang biasanya ramai jauh lebih tenang kemarin, Rabu (7/4/2020) sore.

Sementara, hanya terlihat toko-toko penting yang tetap buka.

Mal-mal di Singapura juga terlihat kosong.

Dalam sebuah posting Facebook Emmett Jaegerjaquez pada 7 April 2020, ia berbagi serangkaian foto yang diambil di daerah Bugis dan Kampung Glam yang menunjukkan seperti suasana saat itu.

Dia mengatakan bahwa apa yang dia lihat bisa disamakan dengan adegan dari "Resident Evil" atau "Silent Hill".

Seperti ini foto-fotonya.

Jalanan di Singapura sepi
Jalanan di Kampung Glam Area Singapura
Mal tampak sepi di Singapura
Toko di Bugis mal di Singapura tampak sepi




Semi Lockdown

Pemerintah Singapura akan memberlakukan 'Semi Lockdown', aturan yang lebih ketat untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong dalam pidatonya Jumat (3/4/2020) sore, menyebut pemerintah akan melakukan upaya "circuit breaker" baru guna memutus rantai penyebaran pandemi.

Beberapa langkah yang diambil oleh pemerintah yakni dengan menutup beberapa kantor yang tidak begitu penting mulai 7 April, dan menerapkan pembelajaran sekolah di rumah mulai 8 April.

Hanya layanan penting seperti pasar, supermarket, klinik, rumah sakit, transportasi dan perbankan yang diperbolehkan buka.

PM Lee mengimbau agar warga tetap tinggal di rumah serta tidak makan ditempat jika membeli makan di restoran.

Menyikapi pidato PM Lee tersebut, pemerintah Indonesia melalalui Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Singapura, Ngurah Swajaya mengimbau kepada WNI agar lebih disiplin tetap tinggal di rumah.

Ngurah menjelaskan, Singapura telah memasuki fase ketiga penyebaran Covid-19 setelah fase Wuhan, community transmission, dan imported cases.

Dua minggu terakhir, kasus yang ditemukan kebanyakan merupakan imported cases yang didapat dari warga Singapura yang baru pulang ke Singapura.

"Dalam dua minggu terakhir ketika warga negara Siangapura pulang ke Siangapura, itu majority dari kasus-kasus baru adalah imported cases," ungkap Ngurah saat berbicara di Kompas TV, Jumat (3/4/2020) malam.

Dari temuan imported cases tersebut, pemerintah Singapura melakukan tindakan swab tes terhadap orang yang tiba dari negara tertentu dan dilakukan karantina.

"Mereka mewajibkan begitu masuk langsung dilakukan swab tes, dan juga karantina dilakukan di tempat yang ditentukan oleh pemerintah," terangnya.

Namun demikian, pemerintah Singapura juga menyadari interaksi lokal warga Singapura telah terjadi dan menyebabkan peningkatkan kasus positif dari community transmission.

"Oleh karena itu dalam rangka mencegah community transmission maka langkah yang ketat sekarang diberlakukan, kantor ditutup, yang tidak essensial juga ditutup," terangnya.

Ngurah Swajaya mengatakan saat ini ada sekitar 120 ribu pekerja migran WNI yang berada di Singapura.

Ia mengimbau kepada pekerja migran tersebut agar tak banyak keluar ketika libur bekerja.

"Kalau kemarin dominasinya imported cases, nah sekarang dengan community transmission satu-satunya jalan memang mengurangi keluar rumah, mengurangi interaksi," paparnya.

Menurutnya, sejauh ini para WNI sudah cukup disiplin dengan mengikuti arahan pemerintah selama masa pandemi Covid-19.

Namun demikian, ia ingin WNI tersebut jauh lebih disiplin lagi mengingat saat ini penyebaran covid-19 yang terjadi kebanyak dari community transmission.

"Jadi rekan-rekan pekerja migran kita mengimbau supaya hari libur mereka yang setiap minggu, mereka tidak perlu keluar rumah,"

Dengan hal tersebut, diharapkan WNI tidak terinfeksi covid-19 dan maksut dari pemerintah Siangapura juga tercapai.

Sejak munculnya kasus covid-19 ini, Dubes RI rutin mengeluarkan rilis mengenai perkembangan terakhir serta membuka layanan pertanyaan 24 jam melalui telfon dan email.

"Jadi sejauh ini warga kita cukup disiplin dan kita harapkan sejarang ditingkatkan lagi disipilinnya," terang Ngurah.

Laporan yang ia terima, sejauh ini ada sebanyak 36 WNI di Singapura yang dilaporkan terkena infeksi cirus corona, ia berharap jumlah tersebut tidak bertambah lagi.

"Warga kita yang trekena Covid-19 totoalnya 36, jadi kita harapkan tidak bertambah," terangnya.

Iklan Atas Artikel

iklan 3

iklan4

Iklan Bawah Artikel