Asal-usul Nama Odading, Berawal dari Celetukan Orang Belanda
Odading adalah roti goreng dari Bandung berbentuk kotak menggelembung. Roti goreng ini menjadi viral beberapa waktu belakangan. Berawal dari video seorang penjual odading yang menjajakan roti gorengnya dengan cara tak biasa.
Selain rasanya dan teksturnya yang unik, sejarah dan adal usul nama odading juga tak kalah menarik. Asal-usul nama odading Odading sudah ada sejak masa kolonial Belanda. Hal ini tertera dalam buku "9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing" (2003) karya Alif Danya Munsyi yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia. Dahulu ada kue goreng tak bernama yang terbuat dari adonan terigu campur gula. Suatu ketika seorang anak kecil Belanda merengek kepada ibunya minta dibelikan kue tak bernama itu. Rengerkan sang anak membuat ibunya penasaran dengan bentuk kudapan itu. Kemudian ia panggil seorang ujang penjual kue. Orang Belanda itu menyuruh si penjual kue keliling untuk membuka daun pisang penutup kue di nyiru.
Begitu melihat roti goreng itu, sang ibu berkata dengan heran, "O, dat ding?" yang artinya "O, benda itu?". Terdengar lucu dan unik, si penjual kue akhirnya menceritakan kepada ibu dan orang-orang di kampungnya. Ia mengatakan bahwa kue tak bernama itu disebut odading.
Kata yang spontan dari orang Belanda itu akhirnya membuat roti goreng ini disebut odading hingga sekarang. Oleh masyarakat Sunda, nama odading dianggap enak untuk didengar dan sedikit lucu. Sehingga, nama odading terus dipakai oleh para pedagang kue jenis tersebut.
Seperti apa rasa odading? Executive Chef GH Universal Hotel Bandung sekaligus Ketua Indonesian Chef Association Jawa Barat, Anton Kuswendi menjelaskan bahwa odading memiliki tekstur yang lembut di dalam dan garing di luar.
“ Odading ini adonannya memang seperti roti, tapi orang sering kali memasukkan baking soda ke dalamnya supaya teksturnya ada seratnya dan bagian dalamnya sedikit lembab,” papar Anton kepada Kompas.com, pada Selasa (15/9/2020). Odading memiliki tekstur empuk dan rasa yang sedikit manis. Kudapan ini biasanya disantap dengan teh manis hangat untuk camilan di sore hari. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ada jajanan yang nyaris sama persis bentuknya. Namanya bolang-baling, tekstur dan bentuk rotinya sama persis. Namun yang membedakan adalah taburan. Terdapat wijen dan gula pada permukaan bolang-baling. Sehingga teksturnya lebih garing dan renyah berkat gula pasir yang telah digoreng garing.